Mengapa Kurikulum Perlu Berubah ?

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.  Intinya kurikulum adalah rencana pembelajaran yang merupakan dasar dari pembelajaran, dan menjadi penting bagi pendidikan, karena membentuk fondasi bagi pencapaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para peserta didik. Namun, kurikulum juga perlu diperbarui dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa peserta ddik mendapatkan pendidikan yang efektif dan sesuai dengan karakteristik dan budaya dimana peserta didik mengenyam pendidikannya.

Jika dibandingkan saat saya menjadi peserta didik di zaman dahulu dan peserta didik sekarang, hal - hal yang berbeda menurut saya adalah bahwa pendidikan dulu walaupun lebih terbatas perangkat ajar, media dan sarana belajarnya tetapi peserta didiknya lebih semangat belajar, mencari ilmu dan belajar karakter terutama tanggungjawab, disiplin, bakti & integrasi, mementingkan nilai sosial dan kebersamaan, serta memiliki rasa hormat yang sangat tinggi pada gurunya. Sementara peserta didik sekarang belajar lebih karena tuntutan orangtua dan zaman untuk pencapaian nilai dan prestasi semata sebagai tolak ukur keberhasilan.

Peserta didik dulu sangat patuh dan menuruti kata gurunya tetapi peserta didik sekarang terlihat menyepelekan gurunya dan menilai nilai harkat hidup manusia dari segi materi karena kemudahan informasi dan teknologi yang terus berkembang pesat saat ini. 

Peserta didik dahulu masih sering bermain dan belajar bersama teman-temannya serta saling membantu karena dukungan kondisi alam di masa dulu yang juga masih banyak yang bersifat terbuka dan memiliki banyak lapangan luas, sedangkan peserta didik sekarang lebih senang menyendiri, tidak suka bersosialisasi (sangat menjunjung privasi) dan terkesan lebih egois dan saling bersaing (kondisi lebih sering berada dalam ruangan tertutup).

Walaupun semangat belajar peserta didik dahulu lebih tinggi, tetapi sumber informasi dan akses belajar pada saat itu masih sangat terbatas, peserta didik dulu hanya mendapatkan sumber referensi dari buku dan surat kabar cetak yang kemudian berkembang ke majalah, televisi hingga di masa sekarang yang sarat dengan kemajuan tehnologi, sumber ilmu dan informasi sangat mudah diakses dari mana saja sehingga peran guru mulai tergeser. Kini, guru tidak lagi sekedar menjadi pengajar (sumber orientasi peserta didik untuk belajar), melainkan lebih mengarah sebagai fasilitator untuk memotivasi peserta didik untuk mencari dan memahami sumber informasi secara mandiri dan bermakna. 

Seiring dengan perubahan yang terjadi, perubahan dari masa ke masa juga mewarnai perubahan sistem kurikulum di negara Indonesia mulai dari yang saya alami sendiri dulu Kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) , lalu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mulai bercorakkan diferensiasi hingga K-13 sampai dengan Kurikulum Merdeka saat ini yang mau tidak mau memang sangat perlu diadaptasi dalam menghadapi perubahan yang terus terjadi.

5 “Prinsip Pembelajaran” sebenarnya sudah menjadi alasan kuat mengapa Kurikulum yang diterapkan perlu berubah dan terdiversifikasi, yaitu :

1.      Mempertimbangkan tahapan dan capaian peserta didik

Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

Pendidik dapat mencari tahu seperti apa kesiapan belajar peserta didiknya lewat hal-hal ringan. Misalnya seperti angket, survei, tanya-jawab, diskusi kelompok, dan sebagainya. Selain itu, pada pembelajaran juga bisa dirancang dengan cara yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa terbebani.

 

2.      Membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat

Pembelajaran juga dirancang agar pola pikir peserta didik bisa terbentuk untuk terus belajar. Maka dari itu, pendidik perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membangun kapasitas peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah misalnya dengan memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Selain itu, pendidik juga dapat menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.


3.      Mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik

Perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik menjadi salah satu faktor ketercapaian pembelajaran. Maka dari itu, penting pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan juga karakter dari peserta didik.

Contoh kegiatan untuk mengembangkan kompetensi dari karakter misalnya dengan pendidik merancang pembelajaran yang berbasis inkuiri, berbasis proyek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi. Untuk pengembangan karakter, pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.


4.      Menerapkan pembelajaran yang relevan

Pembelajaran relevan yang dimaksud di sini adalah sebuah pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra. Jadi, peserta didik akan menangkap materi disampaikan karena merasa berhubungan dengan pembelajaran yang diberikan.

Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik. Pendidik pun perlu memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.

 

5.      Berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

Prinsip pembelajaran yang terakhir adalah berorientasi pada masa depan berkelanjutan. Hal yang ingin ditekankan di sini adalah menanamkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan dan masa depan bumi. Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.

 

Jadi 5 prinsip pembelajaran pada kurikulum pemulihan pembelajaran menjadi prinsip-prinsip yang membuat kurikulum menjadi dinamis dan terdiferensiasi sesuai karakteristik peserta didik dan satuan Pendidikan masing- masing sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi dan capaian pembelajaran.

Selain itu, beberapa alasan yang juga memperkuat persepsi mengapa kurikulum harus berubah, diantaranya:

1. Perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja

Dalam era digital saat ini, teknologi terus berkembang dengan pesat. Kurikulum harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Kurikulum harus menekankan pada keterampilan komunikasi, keterampilan teknologi informasi dan komputer, keterampilan kolaborasi dan keterampilan pemecahan masalah. Saat ini generasi muda lebih kreatif dan kritis karena berlimpahnya sumber ilmu yang mudah diakses dari mana saja, sehingga pembelajaran klasikal dengan satu sumber guru juga sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu peserta didik.

2. Penemuan ilmiah baru

Penemuan ilmiah baru terjadi setiap saat, dan kurikulum harus menyesuaikan diri dengan penemuan tersebut. Misalnya, penemuan baru dalam ilmu kedokteran atau teknologi harus tercermin dalam kurikulum untuk memastikan bahwa peserta ddik mendapatkan pengetahuan terbaru.

3. Perlunya perbaikan kualitas pendidikan

Perubahan kurikulum dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan ini dapat membantu guru mengembangkan metode pengajaran baru dan lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta ddik. Kurikulum yang lebih baik juga dapat membantu meningkatkan motivasi peserta ddik dan minat mereka dalam belajar. Selain itu kualitas Pendidikan juga berkaitan erat dengan kualitas karakter peserta didik, di mana degradasi moral dan karakter yang sangat nyata terjadi pada generasi muda saat ini sudah menjadi perhatian serius bagi kita semua. Sehingga diharapkan kurikulum yang diterapkan selain dapat mencapai kemajuan pada pengetahuan dan keterampilan juga pada sikap karakter, terutama karakter :

  • ü  Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
  • ü  Mandiri
  • ü  Bernalar kritis
  • ü  Kreatif
  • ü  Bergotong-royong
  • ü  Berkebhinekaan global

4. Meningkatkan inklusivitas

Perubahan dalam kurikulum juga dapat membantu meningkatkan inklusivitas pendidikan. Dengan memasukkan lebih banyak topik dan perspektif yang beragam, seperti isu-isu gender atau isu-isu multikultural, kurikulum dapat membantu peserta ddik memahami dan menghargai perbedaan budaya dan pandangan dalam masyarakat.

5. Menyesuaikan dengan perkembangan sosial dan budaya

Kurikulum juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Ini termasuk memperkenalkan topik seperti kesehatan mental, lingkungan, dan hak asasi manusia ke dalam kurikulum untuk membantu peserta ddik memahami isu-isu yang relevan dalam masyarakat saat ini.

Melihat dari aspek-aspek di atas, maka kurikulum yang kaku dan berpusat pada guru sudah tidak cocok lagi untuk diterapkan. Kurikulum merdeka atau disebut juga dengan kurikulum prototipe dapat dirancang, diubahsuaikan sesuai kebutuhan dan tujuan capaian pembelajaran hingga secara bertahap diharapkan peserta didik terstimulasi dengan baik sesuai tahapan perkembangannya hingga mampu mencapai kemampuan mencipta yang merupakan wujud pemahaman dan kemajuan terbaik bagi proses pendidikan yang dialaminya. Demikian maka kurikulum Merdeka (Kurikulum Prototipe) ini terangkul dalam kesatuannya sebagai :

  • Ø  Intrakurikuler
  • Ø  Ekstrakurikuler
  • Ø  Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Untuk dapat memberikan warna baru yang mendukung antusiasme para guru dan peserta didik dalam proses pendidikannya yang tidak hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai.

Perubahan kurikulum sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tetap relevan dengan tuntutan zaman. Sehingga belajar benar-benar menjadi proses membangun pengetahuan baru yang terjadi pada diri peserta didik, mulai dari kemampuan awal, pengalaman belajar, dan interaksi sosial yang dialaminya. Hal ini sejalan dengan teori belajar Konstruktivisme. Hal penting lainnya adalah Kurikulum harus mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman, serta memperhatikan keberagaman dan inklusivitas dalam proses belajar mengajar.

Sebagai aksi nyata saya merangkul peserta didik SMP melalui kegiatan refleksi SMP dengan menjabarkan tentang potensi masalah dan prestasi pada peserta didik SMP serta pengenalan tentang kehidupan berkelanjutan (sustainable live) sebagai arah impian masa depan. Dan ternyata aksi tersebut mendapat sambutan positif , dimulai dari beberapa peserta didik SMP Kelas 7 yang menyatakan diri ingin berpotensi dalam prestasi, sehingga dengan dorongan motivasi internal para peserta didik tersebut, akhirnya tercetuslah ide membentuk komunitas Rumah Karya di mana mereka akan belajar secara mandiri untuk berkarya, berprestasi sebagai pemuda semesta yang juga memimpikan kehidupan yang berkelanjutan. 




Akhirnya Komunitas Rumah karya terbentuk dan berjalan secara mandiri. Dalam prosesnya, peserta didik meminta saya sebagai pembina mereka dan akhirnya kini sudah mulai terlihat kegiatan positif yang mereka lakukan secara kolaborasi Bersama-sama , sesuai dengan minat dan bakat potensi masing-masing sehingga pada hari Bumi kemarin, mereka tampil membawa acara secara Live di Instagram untuk memperkenalkan :

v Komunitas Rumah Karya dan Visi Misi Komunitas Rumah Karya yang mana dirumuskan peserta didik secara mandiri melalui beberapa kali pertemuan baik secara langsung maupun via Zoom Meeting :

 

v Kegiatan budaya cinta lingkungan, seperti :

1.     Penampilan Senam Kasih Semesta dengan judul lagu “Pemuda Semesta”




P      Praktik membuat Eco Print


3.     Praktik membuat Eco Enzyme

Melalui contoh ini, anak dapat dipastikan telah menjalankan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsipnya , yakni: sesuai dengan tahapan perkembangan anak, bahkan terdiferensiasi sesuai dengan minat dan bakat masing-masing; membangun kapasitas belajar peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat (terlihat dari antusias dan semangat kemandirian mereka walaupun menghadapi banyak rintangan dan halangan); mendukung perkembangan kognitf dan karakter (peserta didik mencapai perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan); menyesuaikan konteks kehidupan peserta didik (langsung terlibat dalam kehidupan nyata); dan mengarah pada masa depan yang berkelanjutan.

Dalam hal ini kita bisa merasakan manfaat nyata dari penerapan Kurikulum Merdeka yang efektif, menyenangkan, dan mampu mengakomodir setiap karakteristik peserta didik dengan segala keunikannya sehingga mereka benar-benar mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan terstimulasi Hasrat belajar sepanjang masanya dari dorongan motivasi internal karena mreka benar-benar dilibatkan dalam kehidupan nyatanya. Contoh ini diharapkan dapat semakin memberikan pemahaman penting bagi kita semua mengapa kurikulum perlu berubah. Terima Kasih


Artikel ini merupakan Aksi Nyata dari Praktik Kurikulum Merdeka oleh : 

Jenny, S.Pd., M.Psi. 
jenny021@guru.smp.belajar.id 


Komentar

Posting Komentar