Sejak diluncurkannya Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 lalu, istilah Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya untuk bebas berpikir dan berekspresi semakin popular digadangkan. Namun, apa sesungguhnya Merdeka Belajar itu?
Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini sebenarnya terinspirasi dari konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia ini, pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses untuk menjadikan manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Harapannya, dengan ilmu dan pendidikan yang cukup kita bisa memerdekakan diri sendiri terutama kemerdekaan dalam membuat pilihan bagi hidup dan diri kita.
Dr. Rudolf Steiner, pencetus pendidikan Waldorf, dalam teorinya juga menyatakan bahwa manusia sesungguhnya memiliki kebijaksanaan yang melekat sehingga ia menggagaskan metode pendidikan yang berfokus pada pengembangan totalitas yang menggali keindahan internal, menginsafi makna tujuan hidup, lebih terpanggil untuk memberi, mengabdi dan melayani kehidupan secara bebas dan bermakna.
Hal tersebut sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang fokus dalam pengembangan budi pekerti seperti olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga didasarkan pada dasar kemerdekaan yang dikenal dengan istilah sistem among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan pada peserta didik karena hal tersebut dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.
Dari konsep Mereka Belajar Ki Hajar Dewantara inilah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim akhirnya mencanangkan konsep Merdeka Belajar sebagai program kebijakan baru Kemendikbud.
Dengan adanya konsep Merdeka Belajar ini, baik guru maupun siswa diharapkan memiliki jiwa yang bebas dalam hal mengembangkan dan mengeksplorasi potensi, bakat, dan kemampuan diri sendiri tanpa terkekang oleh aturan dan ketentuan yang berlaku dalam pembelajaran.
Pengertian Merdeka Belaja
Merdeka belajar menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim artinya siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Esensinya adalah agar siswa dan juga guru memiliki kebebasan berpikir guna mendorong individu untuk terus membentuk karakter jiwa merdeka.Siswa dan guru sama-sama bisa mengeksplorasi pengetahuan dari lingkungannya dan tidak hanya terpaku pada materi buku dan modul.
Tujuan Merdeka Belajar
Selain menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi, program Merdeka Belajar juga memiliki tujuan lain. Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.
- Membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa.
- Memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar.
- Memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
- Menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing.
- Mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pelaksanaan Merdeka Belajar
Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar, yakni:
1. Menciptakan lingkungan pendidikan berbasis teknologi
Pengaruh teknologi pada lingkungan pendidikan tidak dapat terelakkan. Maka dari itu, hadirnya program Merdeka Belajar ini sebagai langkah awal yang strategis untuk menunjang lingkungan pendidikan agar lebih adaptif terhadap era revolusi 4.0.
Selain itu, lingkungan pendidikan yang difasilitasi oleh teknologi juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya keleluasaan berpikir, keberaniaan berinovasi, dan meningkatkan kemampuan menganalisis suatu risiko secara tepat.
2. Kerja sama lintas pihak
Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar adalah kerja sama lintas pihak.
Dalam hal ini, kerja sama lintas pihak yang dimaksud adalah suatu sekolah bekerjasama dengan sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kerja sama ini penting untuk dilakukan di era teknologi ini untuk meningkatkan kesadaran dalam belajar dan saling membantu dalam memperbaiki kemampuan dan sumber daya.
3. Urgensi data
Kemendikbud memiliki andil dalam menyediakan sumber daya dan sarana yang unggul. Hal ini dilakukan untuk mendukung kebijakan yang dicanangkan, seperti mempersiapkan guru dalam menghadapi sistem mengajar dengan menggunakan teknologi.
Komponen Merdeka Belajar
Ada tujuh komponen Merdeka Belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan dari program tersebut. Ketujuh komponen Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah komponen dalam Merdeka Belajar yang berkaitan dengan cara siswa membangkitkan pengetahuan yang sudah ada. Hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun suatu konsep.
Dari konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi dan mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan pengalaman nyata.
2. Inquiry
Inquiry artinya siswa mencari dan menyelidiki sendiri pengetahuan yang ingin diketahuinya agar rasa penasarannya bisa terjawab. Komponen inquiry dalam Merdeka Belajar ini dapat membuat siswa berpikir lebih kritis dalam kegiatan belajar.
3. Bertanya
Komponen lain dalam program Merdeka Belajar adalah bertanya. Dalam hal ini, siswa akan dibiasakan untuk berani bertanya mengenai materi pelajaran, konsep, atau hal-hal lain yang tidak dipahaminya.
4. Learning Community
Learning community artinya siswa tidak hanya bekerja secara individu saja, tapi juga bekerjasama dengan orang lain sehingga bisa saling bertukar ide dan pengalaman.
5. Modelling
Modelling dalam komponen Merdeka Belajar artinya ada contoh atau model yang bisa diikuti siswa saat mengerjakan sesuatu, seperti hasil karya seni, narasumber, dan lainnya. Guru bisa menjadi modelling untuk siswa-siswanya, tetapi guru bukan satu-satunya model dan hanya berperan sebagai fasilitator saja. Itu artinya, siswa bisa mencari modelling selain gurunya.
6. Refleksi
Kegiatan refleksi dalam Merdeka Belajar bertujuan untuk membuat siswa merefleksikan atau merenungkan apa saja yang sudah dipelajari. Hasil renungan ini bisa dituangkan siswa dalam bentuk pernyataan langsung, catatan selama mengikuti kegiatan, kesan dan saran pembelajaran, dan sebagainya.
7. Authentic Assessment
Pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa akan diukur dan dinilai. Penilaian atau authentic assessment ini bisa dilakukan secara berbeda-beda, tergantung jenjang pendidikan siswa.
Peran Guru dalam Merdeka Belajar
Secara umum, guru memiliki berbagai peran dalam proses pembelajaran dengan siswa, antara lain:
- Guru sebagai pendidik dan pengajar
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai pengelola
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai pembimbing dan motivator
- Guru sebagai evaluator
Dalam program Merdeka Belajar, guru dituntut untuk lebih aktif sebagai pelopor kesuksesan penerapan program tersebut. Dengan peran-peran guru tersebut, diharapkan guru dapat mewujudkan program Merdeka Belajar dalam proses pembelajarannya.
Selain itu, dibutuhkan juga kompetensi tambahan pada guru dalam program Merdeka Belajar. Adapun kompetensi tambahan yang harus dimiliki guru dalam program Merdeka Belajar adalah kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan dengan holistik dan logis (computational logic) dan compassion yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru.
Itulah pembahasan mengenai program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mulai dari pengertian, tujuan, konsep, komponen, hingga peran guru dalam program Merdeka Belajar.
Contoh Penerapan Aksi Nyata Merdeka Belajar
Sebagai seorang tenaga pendidik yang bertugas di satuan pendidikan SMP Swasta Maitreyawira Deli Serdang, bagi saya Merdeka Belajar adalah sebuah program yang sangat baik untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik secara maksimal dan kreatif. Setelah memberikan pemahaman tentang Merdeka Belajar sebagai azas kemerdekaan dalam memilih dan berkehendak dalam belajar sesuai cara dan kreativitas yang diyakini mampu dilakukan sesuai potensi terbesar diri para guru maupun murid di sekolah, maka sebagai aksi nyata, peserta didik kelas 8 yang saya bimbing berinisiatif untuk mengadakan kegiatan workshop dengan tujuan membagikan ilmu pengetahuan yang sudah mereka dapatkan sebelumnya dari pelatihan Public Speaking yang pernah mereka ikuti kepada teman-teman sebayanya. Tentu saja sebagai guru yang mendukung program Merdeka Belajar, usulan mereka sangat saya dukung dan fasilitasi. Saya mengkomunikasikan keinginan mereka pada kepala sekolah dan membantu menyediakan fasilitas ruang untuk mereka. Selebihnya, para siswa yang mempersiapkan diri sepenuhnya, mulai dari modul presentasi, nara sumber, mengajak peserta didik lain dan melaksanakannya pada dua kali hari Sabtu di Fortunate Hall, Sekolah maitreyawira pada tanggal 06 Januari 2024 dan 12 Januari 2024 dengan Judul "A Guidelines to Success" yang dikemas dalam bentuk interaktif, kegiatan, dan game yang ditujukan bagi pengembangan diri yang lebih baik.
Penguatan Pemahaman Merdeka Belajar kepada Peserta Didik |
Aksi Nyata Merdeka Belajar
Foto Bersama Selesai Kegiatan Workshop |
Sumber :
GTK Kemendikbud. https://gtkdikmendiksus.kemdikbud.go.id/memahami-filosofi-merdeka-belajar/ Diakses pada 12 Juni 2023
Ditsmp Kemendikbud. https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menilik-konsep-merdeka-belajar-menurut-ki-hajar-dewantara/ Diakses pada 12 Juni 2023
Repository Kemendikbud. https://repositori.kemdikbud.go.id/23566/1/Merdeka%20Belajar.pdf Diakses pada 12 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar