Senandung rindu kali ini membawa kita pada realita kehidupan di mana di dunia banyak orang yang ingin menjalin kasih yang tak pernah terpisah. Namun, seberapa banyak orang yang sudah tahu dengan jelas ia mencintai orang yang tak mungkin bersama, walau begitu banyak rintangan, namun masih tetap mencintai dengan tulus. Demi apa? Seberapa banyak orang yang ada disekeliling kita. Mungkin itu teman, rekan kerja, saudara, sahabat, pasangan, mitra, dll. Hanya saja dalam kehidupan yang begitu palsu dan sementara ini, ada seseorang yang selalu datang dan pergi dalam hidupmu. Ada yang sesekali diingat, ada yang dilupakan. Ada juga yang terus berlabuh dalam hati tak pernah terlupa. Hanya berapa orang yang benar-benar bisa berbicara dengan jujur dan tulus kepadamu? Hati manusia membutuhkan kehangatan kasih. Bisa hadir untuk seseorang secara tulus, bisa berbicara dengan jujur dan apa adanya, bisa menyimpan seseorang dengan sangat rapi dan hati-hati di dalam hati walaupun tanpa janji dan jaminan hari esok akan seperti apa , ia tetap membawakan kehangatan yang paling damai pada sebuah hati. Walaupun semua yang ada di dunia ini pada akhirnya tetap harus dilepaskan, baik itu persahabatan atau percintaan. Sebab di dunia ini tak ada yang kekal adanya. Pada awalnya saya mengira gelombang laut kehidupan dapat membawa semua yang datang dan pergi dalam hidup, seperti ombak yang membawa pergi semua kepedihan dan kenangan pada pasir pantai, tetapi hari ini aku mulai mengerti akan satu hal. Aku telah terlalu melebih-lebihkan kekuatan penyembuhan diriku sendiri dan terlalu meremehkan pengaruh rasa rindu itu dalam hidupku. Aku pernah meremehkan senyuman dan pandangan matamu yang kini terus memantul dan tersenyum dalam cermin hatiku. Tak tahu mengapa rinduku terus menggerutu bagai candu yang kambuh. Begitu nyatanya genggaman tangan dan dekapanmu yang hangat. Anehnya kerinduan itu ternyata saling menyapa. Di kala getar rindu itu menjalar dalam hatiku, ternyata dia juga menjalar ke dalam hatimu dan memberikan respon lewat alam dan semua yang disebut kebetulan. Kekanakanku tak mampu bersanding dengan kedewasaan dinimu. Perasaan takut terluka telah menjelma menjadi jurang bagi kita berdua. Mencarimu akan seperti membawa beban pikiran dan hati dalam hidupmu. Karena itu aku hanya dapat terdiam dalam rindu menunggu kapan hatiku kembali membeku. Walaupun sebenarnya aku juga memahami seluruh isi lautan hatimu yang terus mencari dan merinduku tanpa henti menunggu takdir seperti katamu.
Kini aku begitu iri pada awan yang seperti dalam puisinya Thich Nhat Thanh :
Sebagai orang bebas, aku selalu bisa datang dan pergi,
Tidak terperangkap dalam gagasan tentang ada dan tiada
Tidak terperangkap dalam gagasan tentang ada dan bukan-ada.
Jangan biarkan langkah Anda terburu-buru.
Bulan yang membesar atau mengecil adalah Bulan yang sama.
Angin tetap berembus.
Dapatkah Anda merasakannya?
Dengan membawa hujan dari tempat yang jauh untuk membentuk awan di sekitar,
sinar Matahari yang turun dari langit ke Bumi dan bagian Bumi menyentuh kaki langit yang jernih.
Namun, bagaimana aku dapat merasakan hal yang seperti dirasa oleh sang awan sementara aku terperangkap dalam rindumu. Ajari saja aku apapun, asal jangan tentang bagaimana aku harus tanpamu.
Komentar
Posting Komentar