REFLEKSI DI HARI KARTINI


Mengikuti tradisi berkebaya di hari Kartini itu tidak salah. Namun, perlu disadari bahwa itu bukan merupakan esensi perjuangan dari seorang Kartini untuk dikenang perempuan masa kini.

Jangan salah kaprah bahwa wanita karir yang menelantarkan keluarga karena emansipasi adalah buah yang diharapkan oleh perjuangan Ibu Kartini. 

Justru Ibu Kartini memperjuangkan perempuan di Indonesia bukan untuk meninggalkan kodratnya sebagai seorang wanita yang hanya mau melahirkan anak namun menitipkan segala tanggung jawab pengasuhan & pendidikan anak pada pihak lain, terlebih bagi yang hanya sibuk update status dan pasang image friendly & bangga menjadi kaum  sosialista sementara anak & keluarga sendiri jarang disapa. 

Bukan juga  untuk menjadi seorang ibu berpendidikan tinggi dan berkarir sempurna namun menyediakan makanan sampah sebagai bekal makanan anak dan keluarganya. 

Justru menurutku Ibu Kartini sedang bersedih karena perjuangannya dilencengkan setelah sekian lamanya. Seorang Ibu Kartini sesungguhnya memperjuangkan persamaan hak perempuan dan laki-laki dalam bidang pendidikan dan emansipasi karena memandang betapa pentingnya seorang sosok perempuan dalam keluarga, masyarakat dan negara dalam mengendalikan haluan masa depan bangsa melalui anak-anak dan keluarga binaannya. 

Ibu Kartini menyadari sepenuhnya  hanya perempuan yg pintar dan bijaksana yang mampu menjalankan tugas semulia ini. 
Bukan hanya sekedar emansipasi, tetapi bagaimana perempuan bisa mendapatkan pendidikan untuk membuat perubahan, mulai dari tingkat paling kecil, dalam keluarganya, di lingkungannya maupun perubahan sosial yang lebih besar

Tahukah anda bahwa Ibu Kartini walaupun pernah mendapatkan beasiswa bersekolah di Batavia , tetapi karena dia telah menikah, beasiswa tersebut diberikannya kepada pemuda bernama Salim dari Riau. Hal ini menunjukkan prioritasnya pada keluarga.

Bahkan seorang Kartini juga tetap menjalani kodratnya memasak makanan bagi keluarganya. Menurut persepsi saya sendiri memasak itu juga butuh kecerdasan loh. Ibu Kartini sendiri ternyata gemar memasak. Dari apa yang pernah saya baca, salah satu masakannya yang terkenal adalah sup pangsit Jepara. Kalau kamu penasaran dengan resep makanan Kartini, kamu bisa cari buku 'Kisah & Kumpulan Resep PUTRI JEPARA Rahasia Kuliner R.A Kartini R.A Kardinah dan R.A Roekmini. Resep ini ditulis kembali oleh Suryatini N.Ganie selaku cicit dari Kartini.

So buat Ibu-ibu Kartini zaman now mari kita refleksi diri dan renungkan kembali makna perjuangan emansipasi yg sebenarnya dari Ibu Kartini yang sesungguhnya. Apakah kita telah menanamkan nilai karakter dan kasih pada anak & keluarga kita sendiri dan masyarakat? Apakah kita telah mendatangkan perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan masa depan dunia ?  Apakah kita telah menjadi perempuan kebanggaan, suri teladan hasil perjuangan Ibu? 

yuk! refleksi diri selagi masih dalam balutan kebaya tradisinya.

by JaneMerlyn
21 April 2018

Komentar